Saturday, September 22, 2007

MACAM PENYAKIT HATI & TERAPINYA

By Ahmad Kurnia, SPd,MM.

Pendahuluan.

Penyimpangan hati bisa diartikan berpalingnya hati dari nilai fitrah dan nilai kebenaran sehingga terjadilah pergolakan yang mengarah pada rusaknya pola pemikiran manusia dan menjauh dari yang Maha Kuasa. Penyimpangan dan pemberontakan manusia terhadap perintah Allah dan rasulnya termasuk bagian dari penyakit manusia berabad-abad diperjuangkan dan didakwahi para Nabiyullah dan berlangsung sampai sekarang dimana dikatakan peradaban manusia semakin terus berkembang, namun penyimpangan hati manusia semakin tak terkontrol manakala peran agama semakin dijauhi sehingga penyimpangan itu bertahan seperti borok-borok kronis yang sulit disembuhkan Penyimpangan hati berkaitan dengan ruh, nafsu dan akal manusia yang terkontaminasi iblis yang bersemayam dalam bungkusan peradaban, modernisasi, reformasi dan kemajuan manusia. Sehingga yang nampak adalah segi kemanusiaannya melupakan segi keilahiyannya dan mengumbar nafsu sebagaimana yang dilakukan kaum yahudi, penyimpangan ini yang kerap kali dimaknai sebagai prilaku jahiliah.


Gambaran hati manusia dan penyimpangannya.

Rasulullah SAW memperumpamakan hati seperti bulu-bulu ditengah lapang yang diihembus angin (sehingga beterbangan) yang membahayakan perut. (Dari Kitab Syarhus Sunnah, diriwayatkan Ibnu Majah dan Imam Ahmad).

Dalam hadits lain beliaupun bersabda “Tiada hati melainkan memiliki semacam awan yang menyelimuti rembulan.ketika tidak terhalang ia memancarkan sinarnya, ketika awan datang ia menjadi gelap.” (Dikeluarkan Imam At-Tabrani dalam kitab Al- Ausath dan dihasankan oleh Imam Al-Albani).

Lebih lanjut Rasulullah bersabda : “ketahuilah, sesungguhnya didalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh”

Ibnu Qoyim Al-Jauziah mengungkapkan hati :

Ketahuilah sesungguhnya seeorang hamba menempuh jalan menuju Allah dengan hati dan tekad bajanya dan bukan dengan fisiknya. Hakikat takwa adalah takwanya hati, bukan takwanya anggota badan” (Abdul Karim bin Abdul Majid Ad-Diwan, Assirrul maknun fi riqqotil qulub wa da’il ‘uyun)

Lebih lanjut, bahwa “sesungguhnya dalam hati terdapat ruang kosong dan celah yang tak dapat diisi oleh sesuatupun kecuali Allah. Terdapat penyakit yang tidak dapat disembuhkan selain dengan sikap ikhlas dan beribadah hanya kepada-Nya. Fitnah-fitnah yang mengancam dan menimpa hati merupakan penyebab sakit hati, yaitu fitnah syahwat, sikap menyimpang, maksiat-naksiat dan kedzaliman. Juga fitnah subhat, kesesatan, bid’ah dan kebodohan. Jenis fitnah pertama berimplikasi pada rusaknya niat dan tujuan, seadangkan fitnah kedua yang berakibat rusaknya ilmu seseorang serta aqidahnya”

Jenis hati

Ibnu Qoyim dalam bukunya “Mawaridul aman al-muntaqa min ighotsatul lahfan fi mashayidisy syaithon “(2004: 1-6) membagi hati menjadi 3 yaitu

a). Hati yang sehat: hati yang selalu menerima, mencintai dan mendahulukan kebenaran; hati yang selamat dari syahwat yang menyalahi Allah dan rasul-Nya, bersih dari berbagai subhat yang bertentangan dengan beritanya;

dan hati yang selamat dari menjadikan sekutu untuk Allah dengan alas an apapun.

b). Hati yang mati : hati yang tidak menerima kebenaran dan tidak taat pada kebenaran; hati yang tidak mengetahui Allah bahkan untuk menyembah-Nya; hati yang didominasi hawa nafsu sebagai komandannya walaupun harus dimurkai dan dibenci Allah

c). Hati yang sakit : hati yang hidup tapi cacat, terkadang menerima kebenaran ketika bisa mengalahkan penyakitnya tapi terkadang menolak kebenaran saat penyakitnya kambuh. Al-Qur’an menggambarkan hati sakit bahwa : Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya (QS. 2:10), agar dia menjadikan apa yang dimasukan oleh syetan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit (Al-Haj : 53)

Jenis penyakit hati

Penyakit hati ada dua macam : Pertama, orang yang bersangkutan seketika itu tidak merasakan sakit apapun, karena penyakit ini manusia tidak merasakan apa-apa karena hati telah rusak dan apa yang dirasakannya sebagai sebuah kebenaran dan hal yang yang dianggap fitroh, inilah jenis penyakit terdahulu, seperti penyakit kebodohan, syubhat, keraguan dan penyakit syahwat kedua, penyakit yang menimbulkan sakit seketika, seperti sedih, gundah, resah dan marah, prustasi.

Dari 2 jenis penyakit ini bisa diikhtisarkan penyakit hati sebagai berikut :

1. Waswas

2. Berlebihan (Isrof)

3. Bersandar pada akal

4. taklid dan fanatisme buta

5. Menganggap baik perbuatan bid’ah dan munkar

6. Menganggap diri mulia dan meremehkan manusia lain.

7. Mengasingkan diri dari manusia

8. Merasa yang paling benar dan menolak kebenaran, kritikan dan masukan yang berasal dari orang lain.

9. Sedih berlebihan sehingga mudah frustasi dan bergembira berlebihan.

10. Sering gelisah dan rendah diri sehingga mudah marah

11. Penyimpangan syahwat, dll.

Terapi hati

Penyakit hati yang sering menggangu manusia dapat diuraikan sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Qur’an adalah Ada beberapa terapi menyembuhkan penyakit hati;

a). Selalu menata hati

Penyakit fisik maupun rohani dalam penyembuhannya membutuhkan waktu dan kesadaran pribadi akan sifat-sifat yang dianggap penghambat hati untuk bertaqorub pada Allah dan beramal ma’ruf pada manusia salah satunya dengan menata hati : 1). Muhasabah, 2). Bertaubat dan meninggalkan perbuatan serta penyimpangan hati, 3). Mencari dan menguatkan kebenaran dengan mengkaji ilmu Allah, kurangi amalan bid’ah, tahayul dan khurofat 4) Menguatkan niat dan keikhlasan dan terakhir 5). Hati diasah dengan tarbiyah.

b) Selalu memperindah dan Melembutkan hati.

Memperindah hati dan melembutkan hati dengan ibadah secara berkelanjutan seperti : 1). Membiasakan diri membaca Al-Qur’an untuk menghaluskan lidah 2). Rajin shalat malam untuk melembutkan hati kita 3). Rajin shaum sunnah untuk melengkapi kelembutan perut kita 4) membiasakan diri shalat duha 5) Rajin bergaul dengan orang sholeh dalam rangka mengkaji keagamaan. 6). Mempertahankan hijab (tabaruz, Ghodwul bashor, ihtilat, dan kholwat) dengan lawan jenis untuk menutupi celah-celah syahwat 7). Membiasakan shalat berjamaah di mesjid. 8). Mengurangi membaca, menonton dan mencoba-coba media-media (Bacaan porno, VCD, tayangan TV) yang bisa mematikan hati.

c) Menghidupkan hati nurani.

Hati butuh diasah dengan : 1). Belajar mempertahankan prinsip kebenaran 2). Belajar berempati pada penderitaan orang lain. 3). Berani mengakui kesalahan dan kritis mengungkapkan kebenaran walau dilemma dan menyulitkan 4). Menghidupkan nilai-nilai ilahiyah dalam kehidupan 5) bergurulah dengan orang sholeh dengan sering membaca biografi-nya. 6) carilah seorang pembimbing yang bisa diajak ‘curhat’ kalau kita punya masalah spiritual dan pribadi yang berat 7) melaksanakan amalan kecil secara konsisten 8) tarbiyahkan pribadi kita dalam majlis ilmu dan forum diskusi.

d). Memelihara dan menjaga hati.

Tidak hal yang paling sulit adalah menjaga ketetapan hati yang sudah terpelihara oleh nilai-nilai ilahiyah adalah 1). Niat dan keikhlasan 2). Menjaga komitmen 3). Menjaga pandangan, pendengaran dan lidah dari hal-hal yang bertentangan dengan nilai agama. 4). Mempertahankan fikrah/pola fakir yang lurus yang sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah rasul.

5). Sering menghitung dosa-dosa dan disegerakan bertaubat.

Demikianlah terapi sederhana penyakit hati dan tentu membutuhkan adanya keberanian dan jelas butuh adanya reformasi diri dengan memahami bahwa semua penyakit hati akan menjadi pengahlang kita untuk mendekatkan diri pada Allah. Wallahu ‘alam bishowab.

(Disampaikan dalam Sanlat Ramadhan PD-IRM kota30 September 2006) Bekasi tanggal 27 s/d

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...