Saturday, June 14, 2008

Indonesia Masuk 20 Besar Dunia?

SATU hal yang menarik muncul dari data produk domestik bruto (PDB) mencakup seluruh kuartal pertama, dari Januari sampai Maret 2008 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) 15 Mei lalu.

Hal menarik itu, seperti saya ulas pekan lalu, adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama yang di luar dugaan, yaitu sebesar 6,3 persen. Dalam analisa kali ini pembahasan lebih difokuskan pada PDB nominal (PDB atas dasar harga yang berlaku). Selama kuartal pertama 2008 ternyata PDB nominal Indonesia mencapai Rp1.126,8 triliun. Jika sepanjang 2008, PDB ini flat saja, yaitu sebesar Rp1.126,8 triliun per kuartal, maka tahun 2008 akan menghasilkan PDB sebesar Rp4.507,6 triliun.

PDB sebesar ini sudah menghasilkan pertumbuhan tahunan sekitar 14 persen. Sudah barang tentu angka PDB tersebut tidak rata seperti itu. Dalam pola musiman sepanjang tahun, umumnya kuartal dua dan ketiga akan lebih besar dibandingkan kuartal pertama. Dengan demikian, sepanjang 2008 PDB nominal sangat mungkin menghasilkan antara Rp4.600- 4.700 triliun.

Pada tingkat itu, pertumbuhan nominalnya akan mencapai sekitar 17-19 persen, suatu angka pertumbuhan yang cukup tinggi. Meski demikian, pada kuartal pertama 2008 lalu, pertumbuhannya sebesar 22,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2007, sehingga kemungkinan untuk tercapainya pertumbuhan antara 17-19 persen rasanya sangat besar.

Dengan perhitungan seperti itu serta perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dolar sepanjang 2008 yang rata-rata antara Rp9.200 sampai dengan Rp9.400, maka sangat mungkin sekali PDB nominal Indonesia dalam dolar akan mencapai sekitar USD500 miliar. Dengan berbekal angka tersebut, kita dapat membandingkan ekonomi antarnegara.

Umumnya, perbandingan antarnegara menggunakan seluruh PDB nominal dalam dolar AS, bukannya angka pendapatan per kepala (per kapita). Sebuah ilustrasi mungkin dapat menjelaskan. Swedia adalah sebuah negara dengan penduduk kurang dari 10 juta jiwa, tetapi memiliki pendapatan per kapita sekitar USD50.000.

Dengan data itu, menjadi menarik untuk mengunjungi pusat perbelanjaan terbesar di Stockholm, ibu kota Swedia, yaitu Gallerian. Ternyata yang saya jumpai adalah pusat perbelanjaan yang tidak lebih besar dan lebih mewah dari Citraland di Jakarta Barat, atau bahkan dari SKA Mall di Pekanbaru. Ini berarti bukan hanya "pendapatan per kapita" yang penting, tetapi jumlah penduduk pun penting.

Kedua hal tersebut secara bersama-sama mencerminkan besarnya pasar. Lantas, bagaimanakah posisi Indonesia dalam peta perekonomian antarnegara? Majalah Economist secara rutin menerbitkan edisi khusus di akhir tahun yang berisikan prediksi apa yang akan terjadi pada tahun berikutnya. Ini dimulai pada akhir 2006 yang lalu ketika Economist menerbitkan studi yang berjudul "The World in 2007".

Akhir 2007 lalu, majalah tersebut kembali menerbitkan "The World in 2008" dengan melaporkan cukup lengkap perekonomian 80 negara yang paling besar di dunia, naik dari hanya sekitar 66 negara tahun sebelumnya. Dalam laporan untuk 2007 Economist memprediksikan Indonesia berada pada peringkat 21 dunia dengan PDB nominal diperkirakan sebesar USD396 miliar.

Posisi pastinya di tahun 2007 masih perlu dilihat lagi karena perkembangan nilai tukar yang berbeda-beda maupun perkembangan PDB nominal antarnegara yang juga sangat bervariasi. Indonesia pada 2007 lalu menghasilkan PDB nominal sekitar USD432 miliar, jauh melampaui prediksi majalah Economist. Jika prediksi majalah tersebut untuk negara-negara lain tidak begitu berubah, maka Indonesia sangat mungkin berada pada posisi peringkat 21.

Dengan perkembangan tersebut, selama 3 tahun terakhir sejak 2004, Indonesia sungguh telah merangsek ke atas, dari peringkat 25-26 bersama Arab Saudi, menjadi peringkat 21 dengan melampaui Austria, Norwegia, Polandia, dan Taiwan. Angka ini bisa dikonfirmasikan dengan data Bank Dunia. Lalu bagaimana dengan 2008? Kembali lagi Economist akhir tahun lalu membuat prediksi akan terjadinya beberapa pergeseran besar.

Kelompok negara yang saat ini mendapatkan sorotan, yaitu Brasil, Rusia, India, dan China atau disingkat BRIC, akan menunjukkan keperkasaannya. Brasil akan berada pada peringkat 12 dunia, sementara Rusia ada pada peringkat sembilan dunia. India akan menggantikan Kanada menjadi peringkat 10 dunia, sedangkan China akan melampaui Jerman menduduki peringkat tiga.

Semua itu terjadi sekaligus pada 2008 ini .Bayangkan, satu negara G- 7 sudah mulai terpental keluar dari 10 besar dunia karena kekuatan ekonomi negara berkembang yang tergabung dalam BRIC. Bagaimana dengan Indonesia? Dalam prediksi Economist, Indonesia diperkirakan akan mencapai PDB sekitar USD462 miliar.

Angka ini melampaui Swiss yang mulai agak tertinggal di belakang (diprediksi akan memperoleh PDB USD424 miliar pada 2008 ini). Persis di atas Indonesia, ada Swedia dan Belgia. Kedua negara tersebut diperkirakan akan memperoleh PDB sekitar USD464 dan USD465 miliar. Bayangkan, hanya sedikit sekali selisih PDB antara ketiga negara tersebut.

Ini berarti, jika seperti 2007 yang lalu Indonesia mampu menunjukkan pencapaian PDB yang jauh lebih besar dari prediksi tersebut, sangat mungkin Indonesia akan melampaui Swedia dan Belgia pada tahun ini. Sebagaimana disinggung di awal tulisan, Indonesia sangat mungkin memperoleh PDB sekitar USD500 miliar pada 2008. Jika ini terjadi, tahun ini juga Indonesia akan masuk sebagai bagian dari 20 besar dunia, bahkan akan menduduki peringkat 18.

Yang juga menarik, masuknya Indonesia ke 20 besar dunia berarti sekaligus akan menyingkirkan Swiss keluar dari kelompok tersebut untuk menduduki peringkat 21 dunia. Lalu bagaimana dengan outlook kita dalam beberapa tahun mendatang? Persis di atas Indonesia, ada Turki yang pada 2008 diprediksi akan memperoleh PDB sekitar USD508 miliar.

Meski demikian, sama halnya dengan 2007 yang lalu, mata uangnya sangat menguat terhadap dolar, sehingga akhirnya PDB mereka dalam dolar menjadi jauh melesat dari yang diperkirakan. Rasanya akan terjadi kejar-kejaran yang cukup lama antara Indonesia dan Turki di tahun-tahun mendatang. Persis di atasnya lagi, Belanda, memiliki PDB yang jaraknya masih agak jauh, yaitu USD820 miliar pada 2008.

Ini berarti perlu waktu cukup panjang untuk melakukan gerakan ke atas. Pada 2010 saja PDB Indonesia baru mungkin mencapai sekitar USD650 miliar. Namun, pada 2015 Indonesia pasti bisa melampaui perekonomian Belanda. Di tengah banyak kesumpekan hidup yang kita hadapi hari-hari ini, rasanya merupakan hal yang sia-sia untuk mencoba meyakinkan banyak pihak mengenai prestasi Indonesia ini. Tetapi minimal ada satu prestasi dan harapan yang kembali hidup saat kita merayakan 100 Tahun Kebangkitan Nasional kita. (*)

Cyrillus Harinowo
Rektor ABFI Institute, Perbanas
(//mbs)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...