Monday, July 21, 2008

Sejarah dalam Eksotisme Gua Maharani

DI Paciran, terdapat keindahan alam nuansa pariwisata yang dapat mengajak kita ke dalam balutan sejarah silam. Tiada lain adalah Gua Maharani.

Dulu, kebanyakan orang pasti merasa masih asing kalau mendengar nama Pantai Tanjung Kodok dan Gua Maharani. Kedua objek wisata yang terdapat di Kabupaten Lamongan ini sebelumnya tak begitu dikenal pehobi wisata jalan-jalan. Kalaupun ada yang sudah pernah ke sana, mereka hanya singgah sebentar di dua objek tersebut.

Minimnya fasilitas membuat para wisatawan hanya sambil lalu saat berkunjung ke sana. Namun, sekarang tak lagi seperti dulu, bisa dibilang apa yang dilakukan Pemkab Lamongan dengan menyulap dua objek itu menjadi kawasan wisata terpadu sungguh terobosan luar biasa.

Daerah wisata yang bertempat di Jalan Raya Daen-deles (Pantura) itu kini mulai terkenal sampai ke luar Lamongan, bahkan hingga ke luar Provinsi Jawa Timur (Jatim). Kini tempat itu menjadi salah satu katalog agenda wisata keluarga di Jatim. Selain Jatim Park I di Batu, Sengkaling di Malang, atau Pantai Ria Kenjeran di Surabaya, warga Jatim bisa memilih WBL sebagai salah satu tempat tujuan melepas penat bersama keluarga.

Kini perbedaan luar biasa juga ditemukan pada bangunan Gua Maharani. Dulu hanya menawarkan wisata tentang gua. Karena sudah puluhan tahun, Gua Maharani ini dijadikan persinggahan sejumlah wisatawan lokal hingga mancanegara. Mulai yang berziarah hingga mengisi waktu liburan sekolah.

Memang alam yang ditawarkan berbeda dengan mulanya karena terdapat bangunan yang dikemas layaknya alam di kebun binatang. "Ini baru kami resmikan sejak bulan Mei lalu," ungkap Marketing Gua Maharani, Adi Susanto.

Tak heran jika saat berjalan menyusuri areal seluas 2,5 hektare ini akan Anda temukan tiga ruangan baru yang ditawarkan. Di antaranya, Hall Diorama Satwa, Baby Zoo, dan Gems Stone Gallery yang terdapat fosil batu-batuan. Sebelum masuk ke areal Gua Maharani, penglihatan kita akan disudutkan pada pemandangan beragam aneka satwa dalam kandang dengan variasi latar belakang.

Meski terbilang baru, koleksi binatang yang dimiliki cukup banyak, mulai monyet, burung merak, kijang, dan satwa flamingo yang dibawa dari Amerika dengan keindahan paruh dan kaki berwarna kemerah-merahan, leher dan kaki panjang. Kawasan ini juga dapat dikatakan sebagai kebun binatang yang dimiliki Kabupaten Lamongan.

Bersifat memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya pengunjung, kita dapat menikmati beragam fosilfosil satwa yang terangkum dalam Hall Diorama Satwa seluas 30 meter. Di dalamnya terisi fosil replika di antaranya binatang purba seperti dinosaurus, gajah purba, dan manut imperator.

Adapun yang asli adalah fosil paus biru, bongkok, beruang kutub, harimau putih, dan singa putih. Di areal ini kita serasa dibawa ke dalam masa lampau di zaman purbakala. Terus mengitari ruangan tersebut, Anda akan menemukan ruangan-ruangan persegi yang didesain untuk satwa yang telah diawetkan yang tergabung dalam Setya Crew.

Sebanyak 12 kamar berjajar dengan isi satwa dan desain yang berbeda pula. Misal satwa kura-kura yang ditempatkan di kamar dengan dinding yang dilukis suasana laut, dan daratan yang diberikan taburan pasir, serta miniatur pepohonan. "Semuanya disesuaikan dengan habitatnya," katanya.

Tepat di sudut Hall Diorama, terdapat sembilan kepala beragam satwa dan tiga tengkorak. Beberapa di antaranya kepala golden cat, zebra, dan harimau. "Kami juga menempatkan perpustakaan di Hall Diorama ini dengan tujuan mempermudah pencarian koleksi," tutur Adi.

Areal yang baru diresmikan pada 25 Mei lalu ini berada di posisi yang melingkari Goa Maharani. Karena itu rutenya pun didesain menuju gua tersebut, tersedia tangga untuk menuruni gua yang berada di bawah.

1 comment:

  1. meuni endah nya...nepangkeun atuh kang..Hadi Gondrong tea..Sanes kang tiasa teu tukeran link sareng abdi. samuhun link akang teh tos dilebetkeun di blog abdi, namina "inohonggarut". Hatur nuhun sateuacanna..

    ReplyDelete

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...