Saturday, June 14, 2008

Deru Debu Menuju Puncak Bromo

DERU mesin hardtop menuju puncak Bromo jadi keasyikan tersendiri bagi wisatawan. Sensasi yang muncul bak petualangan yang kerap muncul di iklan-iklan televisi.

Kendaraan jeep jenis hardtop, selalu digunakan pengunjung atau wisatawan yang ingin menikmati keindahan pemandangan alam di puncak Gunung Pananjakan lalu melanjutkan ke objek wisata kawah Gunung Bromo. Termasuk bagi mereka yang ingin melihat padang rumput semeru. Semua kendaraan ini tersedia sekitar pintu masuk.

Harga sewa yang dipatok mobil bertenaga gerak ganda (4 wheel) ini juga tidak terlalu mahal bila dibanding layanan paket wisata yang biasa ditawarkan. Dari pintu masuk Cemoro Lawang misalnya. Pengunjung yang ingin melihat sunrise dari atas Gunung Pananjakan lalu melanjutkan ke kawah Gunung Bromo hanya dikenakan biaya sewa sebesar Rp275.000.

Ongkos itu sudah termasuk biaya pulang-pergi. Pemandu wisata sekaligus sopir hardtopakan menunggu sampai pengunjung yang dihantarnya puas menikmati keindahan alam Gunung Bromo di lokasi parkir kendaraan. Wisatawan yang ingin menikmati panorama alam TN BTS bahkan hingga ke padang sabana yang berada di punggung Gunung Semeru juga tidak perlu khawatir kehabisan sarana jasa layanan angkut hardtop.

Di pintu masuk Cemoro Lawang saja, saat ini setidaknya ada 300-an lebih hardtop milik warga sekitar Tengger yang siap mengantar ke mana saja selama di lingkungan TN BTS. Asal bisa dijangkau dan mampu ditempuh, pengunjung yang ingin menyewa cukup membayar tiket voucher persewaan hardtop yang tersedia di pos pintu masuk TN BTS Cemoro Lawang. Tentu saja setelah membayar retribusi.

Untuk wisatawan lokal/domestik, harga karcis retribusi dipatok Rp6.000/orang sementara untuk wisatawan asing dikenai tiket retribusi sebesar Rp25.000.

Perjalanan turun dari Pananjakan tentu saja akan lebih mudah. Tak lebih dari 15 menit kendaraan hardtop yang ditumpangi sudah bisa mencapai lokasi parkir di tengah lautan pasir yang berjarak kurang lebih 2,5 kilometer dari kaki kawah.

Dari titik parkir ini, perjalanan bisa dilanjutkan dengan jalan kaki hingga ke bibir kawah atau menggunakan angkutan kuda yang disewakan Rp50.000 pulang pergi. Seperti juga jasa layanan hardtop di terminal pintu masuk Cemoro Lawang dan Wonokitri, di lokasi parkir kendaraan hardtop tengah gurun ini ratusan jasa layanan kuda telah siap menyambut para pelancong yang ingin menuju tangga di kaki kawah tanpa harus kelelahan.

Jika tidak mau membayar mahal, pengunjung bisa menyewanya untuk sekali jalan seharga Rp20.000. Namun, apabila ingin lebih efisien, perjalanan darat pun bisa ditempuh dengan cara jalan santai.

Mungkin, waktu yang dibutuhkan untuk sampai hingga ke bibir kawah tidak lebih dari 30 menit asal tidak kebanyakan berhenti istirahat. Perjalanan menuju puncak Gunung Pananjakan, lalu berlanjut ke kawah Tengger hingga akhirnya kembali ke Cemoro Lawang ini biasanya tidak sampai setengah hari.

Kecuali saat digelar acara ritual tertentu seperti upacara Kasada yang biasanya dihelat pada pertengahan bulan September. Pengunjung bisa membeludak dan bertahan mulai pagi hingga malam. Menyaksikan prosesi ritual Kasada yang digelar umat Hindu Tengger usai hingga dilarungnya kepala kerbau ke dalam kawah Tengger.

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...