Monday, June 2, 2008

Pria Alami Andropause, Bisakah?

BENARKAH pria juga mengalami menopause seperti wanita? Konon, hal ini banyak menjadi perdebatan yang menghadirkan pro dan kontra. Menopause pada pria dinamakan andropause (andro berarti pria dan pause berarti berhenti). Namun, psikolog Bondan Seno Prasetyadi memiliki cara pandang berbeda.

Menurutnya, pria tidak mengenal menopause seperti halnya wanita. Hanya saja, pria mengalami penurunan kondisi fisik. Penurunan tersebut tidak melulu berbicara tentang perubahan kemampuan reproduksi seseorang, tetapi melibatkan perubahan-perubahan hormonal dan psikologis.

Biasanya, kaum Adam yang mengalami hal itu berusia antara 50 sampai 60 tahun. Hal ini dapat terlihat secara fisik, tetapi sebenarnya berdimensi sosial bahkan spiritual.

Terdapat perbedaan antara menopause pada perempuan dengan penurunan fisik. Menopause perempuan adalah statis, di mana hormon estrogen yang bertanggungjawab terhadap kewanitaannya berhenti berproduksi.

Sedangkan pria yang mengalami penurunan fisik, hormon testosterone yang menghasilkan sperma tetap berproduksi tetapi kadarnya telah menurun. Inilah sebabnya, seorang pria tiba-tiba menjadi lemah dalam segi seksual atau lainnya. Kebingungan pun melanda. Bahkan tak menutup kemungkinan hingga menimbulkan konflik rumah tangga.

"Pria tak akan mengalami menopause seperti wanita, tapi tetap produktif. Hanya saja, kesuburan sperma yang pada usia dewasa awal banyak, jadi menurun. Selain itu, tingkat ejakulasinya pun rendah. Artinya, dia tidak mudah terangsang seperti saat usia dewasa muda," kata Bondan kepada okezone saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis (22/5/2008).

Sama halnya pada wanita yang mengalami menopause, sambungnya, penurunan kondisi fisik pria memengaruhi aktivitas seksual. Di mana pada wanita gairah seksualnya menurun, sehingga memerlukan rangsangan yang lebih intens. Selain itu, cairan di vagina juga tidak sebanyak saat usia produktif.

"Meski pria mengalami penurunan kondisi fisik, dia tetap bisa berhubungan intim. Hanya saja, kadar sperma yang dihasilkan menurun dan gairah pun menurun," papar psikolog lulusan Universitas Guna Dharma itu.

Umumnya, kaum pria yang akan mengalami penurunan fisik ini secara psikologis dan cara berpikirnya pun berkurang. Karena orang yang masuk masa ini, dianalogikan dengan wanita yang mengalami menopause.

Biasanya saat mereka mengalami menopause, maka beban stres dan depresinya meningkat. Hal itu disebabkan oleh anggapan bahwa menopause merupakan "akhir segalanya". Hal tersebut pula yang menjadi momok menakutkan bagi pria yang tidak siap menghadapinya.

Karena itu, menurut konsultan untuk SDM di beberapa perusahaan itu, dapat membekali ilmu melalui pembahasan tentang masa penurunan fisik. Didukung dengan perkembangan teknologi kedokteran juga semakin canggih untuk mengatasi berbagai ketidaknyamanan selama menghadapi masa ini.

"Sama seperti sebelum pensiun yang ada masa percobaan pensiun (MPP), maka sebaiknya sebelum mengalami masa penurunan fisik pun psikologisnya harus dipersiapkan," beber staf pengajar di Fakultas Hukum di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta itu.

Adapun jenis konsuling yang dapat diberikan pada mereka yang akan menghadapi masa tersebut, menurut Bondan, dapat berupa pemberitahuan bahwa masa penurunan fisik masih bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Bahkan berhubungan seksual, hanya saja gairahnya yang mengalami penurunan.

Nah, agar efektif, maka konsuling yang diberikan tak hanya membidik kaum pria. Tapi wanita pun harus diajak mengetahui hal-hal apa saja yang akan dihadapi dan dilakukan. Jadi, jangan takut menghadapi penurunan fisik! (nsa)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...