Friday, June 6, 2008

Pria Bisa Lebih Tertekan

Jangan mengira wanita saja yang tertekan saat anak yang diimpikan tak kunjung hadir. Pria juga bisa stres menghadapi hal tersebut.

"Pasangan pria lebih besar merasakan stres dibandingkan wanita. Walaupun wanita yang terkena dampak pertama, tetapi yang lebih merasakan stres jangka panjang adalah pria," kata dr Arya Hasanuddin SH SpKJ Dipl PsychPharm.

Hal tersebut terjadi karena kaum pria merasa gagal memberikan keturunan. Arya memaparkan, salah satu dampak buruk dari perasaan tertekan itu adalah kecenderungan pria untuk berselingkuh.

Dilakukan untuk ajang pembuktian bahwa dirinya tidak mandul. Terutama jika pasangan selingkuhnya benar-benar hamil. "Pasangan yang menunda kehadiran seorang anak dalam rumah tangga, malahan bisa menjadikan mereka susah punya anak. Akhirnya banyak yang menyesal, jadi sebaiknya tidak perlu menunda kehamilan," tuturnya.

Sebab, semakin lama menunda kehamilan, maka tingkat imunitas yang dimiliki pada seorang wanita semakin tinggi. Dengan begitu bisa membuat sperma mati dan akhirnya menjadi sulit punya anak.

Berbagai cara dapat dilakukan oleh pasutri jika kesulitan memperoleh anak. Antara lain adalah dengan adopsi. Namun, sebagian pasutri tetap berkeras untuk mendapatkan anak biologis. Cara yang paling efektif adalah program bayi tabung. Program bayi tabung atau teknologi reproduksi bantuan merupakan program terakhir untuk mendapatkan kehamilan.

Indonesia mengenal program itu berkat jasa dari Bapak Bayi Tabung Indonesia, (alm) Prof DR Dr Sudraji Sumapraja SpOG. Program ini ada di Indonesia sejak 20 tahun yang lalu dan sudah terhitung sebanyak 4.000 prosedur program bayi tabung selama 20 tahun dilakukan di Indonesia.

"Program bayi tabung adalah alternatif bagi pasangan yang menginginkan anak. Angka keberhasilan terbaik pada wanita yang mengikuti program bayi tabung adalah pada usia 31-35 tahun," tutur Dr Muchsin Jaffar SpPK.

Keberhasilan program bayi tabung di Indonesia dikatakan Muchsin adalah sebanding dengan program yang dilakukan di luar negeri. Keberhasilannya adalah 30%, di mana angka tersebut cukup tinggi. "Angka 30% jangan dilihat dari yang 100%, tetapi dilihat dari angka keberhasilan seseorang yang melahirkan bayi normal, yaitu hanya 20%," tutur Muchsin. (sindo//jri)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...