![]() | |
(istimewa) |
Selama ini tidur mendengkur selalu dikaitkan dengan kenaikan berat badan, konsumsi alkohol, alergi, masalah pada hidung, mengggunakan bahan sedatif pelemas otot dan merokok. Suara dengkur muncul karena getaran aliran udara melewati jaringan halus.
Penelitian dari Wisconsin Sleep Cohort Study menemukan 44% pria dan 28% perempuan mempunyai kebiasaan tidur mendengkur. Sementara sekitar 10% anak-anak adalah pendengkur reguler.
Penelitian lain yang dilakukan oleh ilmuwan dari Umea University Hospital di Swedia bahkan menemukan bayi yang baru lahir pun berpotensi mendengkur dan akan semakin parah ketika usia bertambah.
Survei dilakukan pada 15.556 responden yang secara acak dipilih dari Swedia, Norwegia, Islandia, Denmark, dan Estonia. Kebiasaan tidur mengeluarkan suara 'helikopter' pun umumnya terjadi tiga kali dalam sepekan.
Tidur mendengkur pun terjadi pada mereka yang pernah dirawat di rumah sakit sebelum berusia dua tahun karena infeksi pernafasan, para pasien yang mengalami infeksi saluran telinga, mereka yang tumbuh dalam keluarga besar, dan bayi yang terlahir di keluarga yang memelihara anjing.
Dari kesimpulan peneliti, hal itu disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan alergi dan infeksi yang kemudian mengarah pada kerusakan saluran pernafasan, yang pada akhirnya membekali mereka dengan potensi tidur mendengkur pada usia dewasa.
Risiko ini akan berlipat ganda jika mempunyai berat badan yang berlebihan.
No comments:
Post a Comment