Februari lalu, bangsa China bagai mengalami serangan jantung massal ketika sebuah kabar buruk datang dari Amerika Serikat. Jagoan basket mereka, Yao Ming, menderita retak tulang kaki kiri saat membela Houston Rockets pada pertandingan di NBA, yang membuatnya diragukan untuk bisa tampil di Olimpiade Beijing.
Bagai sambaran petir, berita itu begitu mengagetkan karena pebasket setinggi 229 sentimeter tersebut menjadi harapan tuan rumah untuk bersaing meraih medali di Olimpiade. Namun, kelegaan membayangi 1,3 miliar penduduk China karena operasi pada kaki kiri Yao sukses meski masih dipenuhi rasa khawatir.
Kaki kiri Yao diperkirakan membutuhkan waktu empat bulan untuk sembuh sebelum bisa tampil secara penuh di lapangan. ”Itu akan menjadi kekalahan terbesar dalam karier saya,” kata Yao menjelaskan perasaannya seandainya tidak bisa tampil di depan publik yang memujanya di Olimpiade.
Pada Olimpiade 2004, Yao membawa China melaju sebelum dikalahkan Lituania di perempat final. Di Beijing, ia menjadi harapan tuan rumah untuk menyaingi Amerika Serikat meraih emas. Yao merasakan tekanan luar biasa untuk bisa tampil di Beijing. Sebagai atlet paling terkenal, bukan hanya karena posturnya, ia menjadi harapan tertinggi 1,3 miliar penduduk China untuk memimpin tim basket negara itu.
Persoalan bagi China sekarang ini bukan lagi apakah mereka bakal mampu bersaing dengan barisan bintang NBA yang memperkuat tim impian Amerika Serikat. Akan tetapi, apakah Yao bisa tampil secara maksimal di Olimpiade?
Sejumlah ahli menyatakan, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkan cedera seperti yang dialami Yao. Begitu diharapkannya pebasket kelahiran Shanghai, 12 September 1980, itu, berita soal perawatan dan perkembangan penyembuhannya menjadi bahasan di berbagai blog dan kolom olahraga di media. Kesembuhan kaki Yao menjadi obsesi bangsa China. (ray)
Sumber : cetak.kompas.com
No comments:
Post a Comment