Thursday, December 24, 2009

Alwi Shahab : "Kesibukan Pekerja Bank 1930-an"

Kesibukan Pekerja Bank 1930-an Pekerja bank 1930-an.


Kesibukan para karyawan perbankan, seperti yang diabadikan dalam foto tahun 1930-an, tidak akan kita jumpai lagi sekarang ini. Padahal, mereka bekerja di salah satu bank terkemuka di Batavia: Nederlandsche Handels Maatchappij (NHM). NHM kemudian menjadi Bank EXIM (Eekspor Impor).

Gedung berlantai empat ini terletak di kawasan kota tua Jakarta Kota, yakni Jl Lapangan Stasion No 1 (Stasionsplein 1-Binnen Niuwpoortstraad), yang dulu berada dalam satu taman yang menyatu dengan Stasiun Kereta Api Beos, Jakarta Kota.

Peralatan di bank bergengsi kala itu sungguh sederhana. Tentu saja, pekerjanya tidak menggunakan komputer seperti sekarang. Yang terlihat hanya mesin tik dan meja tempat mereka bekerja, seperti bangku sekolah.   Lalu, bagaimana ketika mereka memberikan dan menerima uang dari nasabah?

Seperti di warung-warung Tionghoa, mereka melakukannya dengan sempoa, alat hitung Cina. Seperti dituturkan oleh Kartum Setiawan, seorang peneliti Museum Bank Mandiri, para pegawai bank kala itu banyak keturunan Cina yang memiliki keahlian dalam menggunakan sempoa. Mereka menghitung begitu cepat, tidak kalah dengan kalkulator. Di bagian belakang, tampak staf warga Belanda yang tengah bertolak pinggang sambil berbicara dan mengawasi para pekerja.

NHM sebelum menjadi Bank EXIM merupakan VOC jilid kedua--setelah yang terakhir ini bangkrut pada 1799 akibat korupsi yang dilakukan oleh hampir semua pegawainya. NHM yang didirikan tahun 1820 itu sangat menikmati hasil dari perkebunan melalui tanam paksa pada 1830-an. Meskipun NHM merupakan perusahaan swasta tanpa hak monopoli, dalam praktiknya perusahaan ini memperoleh perlindungan dari pemerintah kolonial dan hak-hak istimewa seperti VOC. 

Pada tahun 1960-an, Bank EXIM dinasionalisasi Pemerintah RI. Pada 1988, terdapat empat bank pemerintah: Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Kemudian, pada 1999 menjadi Bank Mandiri. Maka, gedung warisan sejarah kolonial ini pun beralih fungsi menjadi Gedung Museum Bank Mandiri. Bila kita mendatangi museum berlantai empat ini, kita akan mendapati saat-saat kejayaan NHM, seperti bagian-bagian hasil perkebunan gula dan kina yang kala itu laku keras di pasaran internasional.

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...