Tuesday, June 17, 2008

Konsumsi Rokok Rakyat Miskin Tinggi

JAKARTA -- Ketua Tobacco Control Support Center-Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Widyastuti Soerojo mengatakan dua dari tiga penerima bantuan langsung tunai mengkonsumsi rokok lebih besar daripada nilai bantuan yang mereka terima itu.

Dia menjelaskan, dari penelitian yang dilakukan, diketahui belanja rokok penerima bantuan tunai itu mencapai 12 persen dari seluruh pengeluaran bulanan. Penerima bantuan tunai setiap harinya mengkonsumsi 10 batang rokok dengan harga per batang Rp 500. "Mereka setiap hari menghabiskan Rp 15 ribu. Ini seperti membakar uang," katanya kemarin.

Widyastuti mengakui industri rokok Indonesia jeli mencari pasar yang paling rawan. Yang mereka sasar adalah kelompok miskin, mereka yang berpendidikan rendah, dan remaja. Apalagi perokok tidak punya kebebasan memilih karena zat adiktif (nikotin) memaksa perokok mengkonsumsinya terus-menerus. "Akibatnya, perokok tidak bisa mengalihkan pengeluarannya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga," ujarnya

Widyastuti menyarankan pemerintah meningkatkan harga rokok untuk mengurangi akses pengguna. Sebab, tidak semua perokok itu adiktif dan, ketika ada kecenderungan harga naik, mereka akan menghentikan pemakaian.

Peneliti Lembaga Demografi Universitas Indonesia, Abdilah Ahsan, juga menawarkan pilihan kenaikan cukai rokok untuk mengurangi pemakai. Menurut dia, kenaikan cukai 100 persen (dari tarif cukai 31 persen menjadi 62 persen) akan berdampak positif terhadap output perekonomian, pendapatan masyarakat, dan lapangan pekerjaan. "Harga akan naik 25 persen dan permintaan turun sekitar 9 persen," katanya.

Sumber : koran tempo

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...