![]() | |
(Istimewa) |
Penyakit itu di antaranya adalah diabetes. Sekitar 50% mereka yang tidur di atas sembilan jam dalam semalam akan terkena penyakit ini. Potensi diabetes dalam persentase yang sama juga mengancam mereka yang tidur kurang dari lima jam.
Orang banyak tidur cenderung gemuk. Ini karena asupan makanan tetap tinggi, sementara aktifitas fisik sangat rendah karena waktu habis untuk mendengkur. Orang banyak tidur pun lebih mudah terkena sakit kepala. Bahkan untuk yang bukan penggemar tidur menahun.
Coba saja, Anda yang bekerja aktif menghabiskan akhir pekan dengan tidur nonstop. Rasa sakit itu disebabkan oleh gangguan pada neurotransmitter pada otak.
Seringkali dokter menganjurkan mereke yang menderita sakit punggung untuk tidur terlentang. Namun itu adalah nasihat masa lalu, saat ini olahraga lebih disarankan untuk mengurangi sakit pungggung. Terlalu lama tidur dalam satu posisi justru mengundang nyeri punggung.
Walaupun insomnia sering dikaitkan dengan depresi, namun sebenarnya yang terlalu banyak tidur pun amat dekat dengan depresi. Ini karena obat yang diberikan tidak membawa kebaikan bagi penderita depresi, bahkan dapat memperburuk suasana.
Sebuah studi yang dilakukan asosiasi perawat dunia menunjukkan bahwa perempuan yang tidur lebih dari 10 jam sehari, sekitar 38% berpeluang lebih banyak mengalami gangguan jantung koroner.
Paling parah dari hobi tidur adalah angka kematian yang meningkat pada mereka yang tidur lebih dari sembilan jam sehari. Tidak ada alasan spesifik namun peneliti mengatakan kematian itu lebih, disumbang oleh depresi dan kesulitan ekonomi.
Mereka yang berada pada situasi itu biasanya 'melarikan diri' dengan tidur lebih banyak.
No comments:
Post a Comment